Nyalakan mesin. Tombol start engine nya cukup memudahkan proses nyalanya mesin. Cukup sentuh tombolnya cuy. Lanjut tekan tombol D-Mode dan fungsi tombol yang sebelumnya sebagai pengatur AC, kini berubah dengan pilihan Eco, Normal dan Sport.
Pindah ke posisi gigi D mobil mulai melaju, pertama jajal mode Normal nya. Nah, saat dikemudikan di jalan tol yang masih lengang, mode ini terasa nyaman. Ini karena transmisi CVT nya terasa responsif meraih rpm tinggi, sehingga akselerasi terasa mengisi.
Enaknya lagi, mobil tak menyentak meski gas diinjak mendadak, sehingga cocok dipakai harian. Yaitu saat dipakai diperkotaan, atau piknik keluar kota bersama keluarga.
Mulai masuk ke jalanan padat merayap, giliran mode Eco yang dipakai. Tujuannya jelas, efisiensi BBM. Disini terasa jelas perbedaan output tenaga yang dikeluarkan.
Pasalnya mode Eco memiliki limiter yang membatasi putaran mesin, yang hanya 5.000 rpm. Agar irit, akselerasinya dibuat sedikit lebih lambat untuk menggapai rpm lebih tinggi. Selain itu hembusan AC juga sedikit kurang dingin, tapi masih bersahabat dengan suhu kota 35 derajat Celcius yang ditunjukan pada panel LCD multi info display nya.
Memasuki pukul 10 malam, jalan tol dalam kota mulai sepi. Inilah saat yang tepat untuk mengandalkan mode Sport yang daritadi ditunggu. Hasilnya, akselerasi terasa lebih cepat dari kedua mode tadi. Belum lagi gapaian rpm yang lebih tinggi, serta raungan mesin yang bikin makin semangat untuk digeber.
Saat melahap jalur Kebon Jeruk – Cawang via tol Tanjung Priok, Juke terasa bagai raja jalanan dengan sekali-sekali menyalip truk container. Tercatat, top speed yang diraih sempat mencapai 160 km/jam, tanpa terasa guncangan berarti.
Sayangnya jalan layang memang tak direkomendasikan untuk ngebut. So, kecepatan pun kembali diturunkan. Toh, angka 160 km/jam dirasa lumayan untuk perjalanan dalam kota. Mode ini akan sangat berguna saat dipakai berjalan jauh dengan kondisi jalan lengang, atau untuk menyalip truk panjang. (mobil.otomotifnet.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar